Jenis Dan Fungsi Kawat Bronjong – Bronjong adalah salah satu teknik konstruksi yang paling banyak digunakan. Dalam membangun sebuah bangunan atau rumah, memiliki konstruksi dasar yang kuat merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap bangunan agar bangunan tersebut dapat berdiri kokoh walaupun terkena banjir atau longsor. Untuk membuat konstruksi dasar yang kokoh, ada banyak cara yang bisa Anda gunakan. Salah satunya adalah dengan menggunakan bronjong.
Baca Juga :
Kawat baja anyaman ini dibuat dengan teknik double winding yang membentuk lubang berbentuk heksagonal. Anyaman ini diikat erat di antara halaman sehingga tidak mudah terurai. Ikatan anyaman ini membuat bronjong mampu menahan tanah, sehingga tidak terjadi longsor atau erosi. Kawat yang digunakan terbuat dari baja galvanis, sehingga kawat tidak mudah berkarat.
Fungsi bronjong
Fungsi bronjong antara lain melindungi dan memperkuat struktur tanah di sekitar tebing untuk mencegah longsor, bantaran sungai dan ember. Gabion juga dapat digunakan sebagai pembentuk bendungan untuk menambah volume air sungai.
Kekurangan Bronjong
Kerugian dari bronjong adalah jika menggunakan kawat yang terbuat dari baja berlapis galvanis, maka bronjong tidak cocok digunakan di daerah yang memiliki air dengan kadar garam tinggi atau kadar asam tinggi, seperti laut. Kelemahan selanjutnya adalah konstruksi bronjong yang terkadang harus dilakukan pada area yang luas, karena jika dilakukan dalam ukuran kecil, bronjong seringkali tidak dapat berfungsi untuk menahan longsor atau erosi dengan baik.
Jenis Bronjong
bronjong kawat fabrikasi
a) Harus terbuat dari baja karbon rendah berlapis galvanis tebal, minimum untuk kawat anyaman harus 0,26 kg/m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0,275 kg/m2, untuk kawat pengikat harus 0,24 kg/m2, yang sesuai dengan BS 1052/80 dan BS 443/82.
b) Karakteristik bronjong kawat yang diproduksi adalah:
karakteristik
Galvanis Berat dan dilapisi PVC
Tulangan tepi, diameter: 4,4 mm
Anyaman, diameter: 3,7 mm
Pengikat, diameter: 3.0 mm
Kekuatan tarik kawat: 41 – 51 kg/mm2
Ekstensi diameter: 12% (maksimum)
c) Anyaman: Anyaman harus seragam dalam bentuk segi enam dengan tiga loop dengan bukaan lubang sekitar 80 mm x 110 mm (toleransi ± 10%), dengan kekuatan anyaman 42-50 kN/m . Tepi wire mesh harus diikat ke rangka bronjong sehingga sambungan yang terpasang pada rangka memiliki kekuatan yang sama seperti pada badan anyaman.
d) Keranjang harus merupakan satu kesatuan dengan ukuran yang disyaratkan dalam gambar dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.
e) Setiap bronjong kawat yang diproduksi harus dilengkapi dengan membran setiap jarak 1 meter. Sekat ini harus disatukan dengan membungkusnya dengan kawat pengikat di dasar bronjong.
Kelebihan Bronjong
Ada beberapa keunggulan yang ditawarkan oleh kawat bronjong dibandingkan tanggul beton. Berikut ulasan lengkapnya
Lebih kuat
Kawat bronjong memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan memenuhi standar SNI. Hal ini dikarenakan beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga lebih mudah retak. Beton biasanya diperkuat dengan kain kasa atau baja tulangan, sehingga membuat konstruksinya lebih rumit.
Jangan berubah
Kawat dan batu yang digunakan dalam konstruksi kawat bronjong tidak berubah bentuk untuk waktu yang lama. Hal ini berbeda dengan beton segar yang biasanya menyusut selama proses pengeringan, sedangkan beton keras mengembang saat basah, sehingga diperlukan sambungan kontraksi pada beton untuk memberikan ruang bagi ekspansi dan kontraksi beton yang mengeras.
Tidak mudah rusak karena air asin
Konstruksi bronjong dengan batu jauh lebih tahan lama. Beton tahan air dan selalu dapat diresapi oleh air. Parahnya, kandungan garam dalam air laut dapat merusak beton. Ini tidak akan terjadi pada batu dalam konstruksi ini, karena akan lebih kuat jika ada tanaman atau lumut yang tumbuh di sampingnya. Jenis Dan Fungsi Kawat Bronjong